Gerakan Pramuka adalah salah satu kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik yang diselenggarakan di sekolah dan biasa disebut Ekstrakurikuler Pramuka. Kegiatan ini pada umumnya merupakan kegiatan yang paling lama diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Karena memang sejak tahun 1961 Gerakan Pramuka adalah satu-satunya organisasi kepanduan yang ada di Indonesia, yang aktif ikut serta mendidik dan mencerdaskan generasi bangsa. Hal ini terbukti dengan banyaknya anggota Pramuka yang menyebar di seluruh satuan pendidikan yang ada di Indonesia. Kegiatan-kegiatannya juga bervariasi, dan juga tidak pernah terputus, mulai dari kegiatan untuk anggota muda sampai anggota dewasa.
SMKN 1 Bondowoso, adalah salah satu satuan pendidikan kejuruan yang menyelenggarakan ekstrakurikuler Pramuka dengan nomor gugus depan 01.033-01.034 dibawah binaan Kwartir Ranting Bondowoso (01) dan Kwartir Cabang Bondowoso (11) Kwartir Daerah Jawa Timur (13). Sejak tahun 2008 SMKN 1 Bondowoso mulai berbenah diri mengelola gugus depannya, mulai dari sistem organisasinya sampai pada sistem manajemen administrasi kegiatannya. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan pendidikan ekstrakurikuler Pramuka ini betul-betul memberikan wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan bakat dan minatnya serta mampu mempersiapkan diri sebelum ikut serta membangun masyarakat.
Gugus depan di SMK Negeri 1 Bondowoso ini mulai tahun 2008 diketuai oleh Kak Moh. Ghandy Yudha, S.Pd.I., yang sebelum di SMK Negeri 1 Bondowoso aktif di Racana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dalam Gerakan Pramuka, Kak Ghandy -panggilannya sehari hari- lulus Kursus Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan (KML) golongan penegak pada tahun 2010 dan lulus Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan (KPL) pada tahun 2015.
Pada tahun 2008 Kak Ghandy mulai menjadi guru di SMKN 1 Bondowoso dan mendapatkan tugas tambahan sebagai pembina Pramuka, pada saat itu Gerakan Pramuka di SMKN 1 Bondowoso masih dikelola sesuai kemampuan sekolah dan belum disesuaikan dengan petunjuk penyelenggaraan pembinaan Pramuka Penegak. Dari sinilah awal mula cerita ambalan Diponegoro dan Cut Nyak Dhien di SMKN 1 Bondowoso dimulai.
Berbekal pengalaman pernah aktif di ambalan Hasyim 'Asyari MAN 2 Kota Kediri, Kak Ghandy mulai menskenario proses pendirian ambalan. Namun sebagai orang baru Kak Ghandy sangat butuh dukungan dari stakeholder SMKN 1 Bondowoso untuk menelusuri sudah sampai mana Gudep Pramuka dikelola disekolah ini. Sesuai petunjuk Pembina OSIS yang saat itu dijabat oleh Ibu Dian Istiqomah, S.Pd., Kak Ghandy diminta menemui Kak Yesi Kusuma Negara, S.Sos. Dari pertemuan dengan Kak Yesi inilah banyak cerita terkait perjalanan ekstrakurikuler Pramuka sebelum Kak Ghandy di SMKN 1 Bondowoso. Cerita-cerita masa lalu itu kemudian dijadikan landasan semangat untuk merintis berdirinya ambalan Grasmakensa. Kak Yesi dalam ceritanya juga menyebutkan beberapa nama peserta didik kelas XII pada tahun pelajaran 2008/2009 yang masih aktif di ekstrakurikuler Pramuka. Diantara nama-nama yang disebutkan adalah Kak Hendro Dwi Cahyo dan Kak Anshori. Selanjutnya nama-nama tersebut ditandai sebagai angkatan perintis oleh Grasmakensa.
Tak selang lama dari pertemuan itu, kemudian Kak Hendro dan Kak Anshori dipanggil dan diajak untuk merintis berdirinya ambalan Grasmakensa. Dimulai dari pengecekan dokumen-dokumen adminstrasi dan kegiatan-kegiatan yang pernah dillaksanakan, ternyata ditemui bahwa nomor gugus depan 02.165-02.166 untuk pangkalan SMKN 1 Bondowoso sudah tidak teregistrasi di Kwarcab Bondowoso. Akhirnya sebagai langkah awal untuk menata kembali gudep Pramuka yang ada di SMKN 1 Boondowoso ini dilakukan pengajuan surat permohonan registrasi gudep Pramuka ke Kwarcab Bondowoso. Dan pada tanggal 1 Oktober 2008 diterbitkan surat rigistrasi gudep yang berpangkalan di SMKN 1 Bondowoso oleh Kwarcab Bondowoso dengan nomor gudep 01.033 untuk gudep putra dan 01.034 untuk gudep putri. Tanggal 1 Oktober 2008 ini bertepatan dengan 1 Syawal 1429 Hijriyah. Dari sinilah kemudian tanggal ini ditandai sebagai hari kelahiran Grasmakensa yang baru.
Sembari menunggu surat registrasi gugus depan dari Kwarcab Bondowoso para perintis melakukan persiapan pembentukan organisasi ambalan, karena SMKN 1 Bondowoso merupakan gugus depan Penegak yang seharusnya memiliki organisasi ambalan. Masa persiapan ini ditempuh mulai awal Agustus sampai akhir bulan September 2008. Pertama yang dilakukan penentuan rancangan nama ambalan. Para perintis Grasmakensa (Gerakan Pramuka SMKN 1 Bodowoso) menyepakati rancangan nama ambalan yang dipakai Diponegoro sebagai nama ambalan putra dan Cut Nyak Dhien dipakai sebagai nama ambalan putri. Sejarah penetapan nama ambalan ini dapat disimak disini.
Nama ambalan sudah dipilih, maka selanjutnya penentuan rancangan pusaka ambalan. Pusaka ambalan ini diambil dari senjata pusaka yang terkenal dipakai oleh Pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dhien. Sehingga disepakati rancangan pusaka ambalan Diponegoro berupa keris dan pusaka ambalan Cut Nyak Dhien berupa rencong.
Dua alat kelengkapan organisasi ambalan sudah disepakati rancangannya, selanjutnya para perintis berinisiasi membuat rancangan logo amblan, dan saat itu Kak Hendro memiliki rancangan logo ambalan. Karena saat itu keterbatasan perangkat komputer untuk organisasi setingkat ekstrakurikuler di SMKN 1 Bondowoso, maka Kak Hendro mendesain rancangan logo ambalan menggunakan pensil pada buku tulisnya. Para perintis ikut urun rembuk dalam pembuatan rancangan logo tersebut. Setelah beberapa kali rancangan logo ambalan dikonsultasikan ke Kak Ghandy akhirnya logo ambalan putra yang ditandai didalamnya gambar keris disepakati oleh para perintis. Selanjutnya logo ini dibuat sebagai bedge ambalan yang disematkan pada lengan kiri seragam Pramuka setiap anggota ambalan. Baca sejarah logo ambalan Grasmakensa disini.
Setelah memiliki tiga alat kelengkapan ambalan pada tanggal 25 Oktober 2008 para perintis menginisisasi anggota ekstrakurikuler Pramuka yang terdiri dari angkatan perintis dan dan angkatan pertama untuk melakukan Musyawarah Penegak (MUSTEGAK) Luar Biasa, dalam Mustegak Luar Biasa tersebut menghasilkan keputusan sebagai berikut:
Menetapkan Diponegoro sebagai nama ambalan putra, dan Cut Nyak Dhien sebagai nama ambalan putri,
Menetapkan Logo Ambalan,
Menetapkan Pusaka Ambalan,
Menetapkan Kaos Ambalan,
Menetapkan Tanggal 22 November 2008 diagendakan kegiatan Mustegak I.
Pada kegiatan Mustegak luar biasa ini para anggota belum mengenal draf sidang, sehingga pelaksanaan Mustegak hanya berjalan singkat dan seperti rapat anggota. Setelah pelaksanaan Mustegak luar biasa pemenuhan kelengkapan organisasi ambalan terus dilakukan. Sebagaimana kita ketahui bahwa Pramuka Penegak sudah mengenal istilah adat ambalan maka para perintis ambalan menginisiasi perancangan naskah Sandi Ambalan. Sandi Ambalan sebagai kode kehormatan, ide, cita-cita ataupun gambaran pernyataan dari kata hati para anggota Pramuka Penegak. Saat itu Kak Eka Metha Febriyanti anggota Pramuka kelas XI merancang naskah Sandi Ambalan. Baca sejarah Sandi Ambalan Grasmakensa disini.
Pada tanggal 22-23 November 2008 kegiatan Mustegak I dilaksanakan dengan sederhana. Sidang Mustegak I memutuskan ketetapan antara lain:
Menetapkan kembali hasil sidang Mustegak luar biasa,
Menetapkan Draf Sidang Mustegak I,
Menetapkan hasil sidang komisi A (organisasi), komisi B (garis besar program kerja), dan komisi C (adat ambalan),
Mentapkan Sandi Ambalan Diponegoro dan Cut Nyak Dhien
Menetapkan susunan Pengurus Dewan Ambalan.
Dari sinilah sejarah Mustegak yang dilaksanakan menggunakan draf sidang dimulai. Diera selanjutnya pelaksanaan kegiatan Mustegak yang dilaksanakan satu tahun sekali itu memutuskan berbagai macam kebutuhan yang dianggap penting untuk kebutuhan ambalan kedepan.